Analisis Kebutuhan Pelatihan: Langkah Awal dalam Perencanaan Pelatihan

Pelatihan adalah proses memperoleh kompetensi untuk melakukan suatu pekerjaan secara efektif. Kompetensi dalam sebuah pelatihan mencakup knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), attitude (sikap) atau lebih dikenal dengan KSA. Pelatihan adalah sebuah investasi dari suatu organisasi untuk meningkatkan produktifitas, semangat pegawai, moral yang lebih tinggi, keuntungan yang meningkat, dan reputasi organisasi yang baik. Sebuah pelatihan dapat digambarkan dalam sebuah siklus terbuka seperti yang ditunjukkan berikut ini:

Gambar 1: Siklus Manajemen Pelatihan

Sumber: Ministry of Interior and japan International Cooperation Agency (n.d)

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa siklus dalam manajemen pelatihan terdiri atasperencanaan, implementasi, dan evaluasi. Siklus manajemen pelatihan disebut siklus terbuka, di mana satu siklus dapat dilihat sebagai satu siklus dan juga dapat dilihat sebagai satu siklus yang dimulai dari siklus sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa siklus tersebut tidak ada habisnya.

Perencanaan adalah langkah pertama dalam siklus manajemen pelatihan. Perencanaan dibagi menjadi tiga langkah, yaitu: a) Training Need Assessment (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan (AKP), b) training planning atau perencanaan pelatihan, c) training preparation atau persiapan pelatihan.

Pada model ADDIE, posisi analisis kebutuhan pelatihan juga menjadi langkah awal dalam siklus program pelatihan. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Desain), Develop (Pengembangan), Implement (Impelementasi), dan Evaluate (Evaluasi). AKP menjadi langkah awal yang harus dilakukan untuk menelusuri masalah dan memastikan solusi yang untuk masalah tertentu.

Sebelum membuat pelatihan, seorang manajer perlu menentukan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan yang organisasi perlukan. Proses ini disebut dengan AKP, yang merupakan langkah pertama dalam perencanaan pelatihan.

 

 

Tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan adalah untuk mengukur kesenjangan antara situasi atau kinerja saat ini dengan yang diinginkan. Kesenjangan antara situasi atau kinerja saat ini dengan kinerja yang diinginkan mungkin menunjukkan masalah yang mungkin dapat diselesaikan dengan pelatihan. Pelatihan dapat menghilangkan, atau minimal mengurangi kesenjangan yang terjadi

Peran AKP sangat penting dalam perencanaan pelatihan. Jika kita melewatkan proses AKP akan menyebabkan permasalahan. Waktu, tenaga dan dana yang dikeluarkan akan sia-sia, karena pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta oleh peserta atau tidak efektif untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi sehingga ketika peserta kembali ke tempat kerjanya, mereka tidak mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan.

 

Penulis: Dian Novita Fitriani, M. Hum.

Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari