Sertifikat Elektronik dalam Pembelajaran

Ingatkah anda ketika masa-masa kuliah? Saat itu, kemungkinan ada saja mahasiswa yang sangat rajin mengikuti berbagai kegiatan, pelatihan ataupun seminar hanya untuk mendapatkan sertifikat. Bahkan pada masa itu, rela tidak dibayar asalkan bisa mendapatkan sertifikat. Dahulu, mungkin mahasiswa tersebut menganggap bahwa dengan banyaknya sertifikat akan bisa memudahkan dirinya saat melamar pekerjaan, atau dengan alasan lainnya yaitu untuk memperpanjang daftar Riwayat hidup.

Kegemaran tersebut bisa dikatakan kegemaran yang cukup positif, terlepas dari apapun niatnya. Namun kegemaran mengumpulkan atau mendapatkan sertifikat memiliki dampaknya sendiri, yaitu semakin penuhnya arsip pribadi kita. Karena satu lembar sertifikat fisik biasanya memiliki ukuran kertas yang cukup tebal. Namun, masalah tersebut kini sudah bisa teratasi. Berkat adanya sertifikat elektronik.

Sertifikat elektronik atau e-certificate pada era seperti sekarang ini merupakan fitur yang sangat penting dalam platform pembelajaran. Bukan hanya untuk keperluan diklat, tetapi juga untuk keperluan webinar serta kursus.

Dahulu, proses pembelajaran biasanya dilakukan dengan tatap muka. Sehingga sertifikat pun biasanya diberikan secara fisik. Namun dengan kondisi saat ini, baik perkembangan dunia pembelajaran yang memang sudah bisa dilakukan secara daring tanpa tatap muka, maupun karena dipaksa oleh keadaan akibat covid.

Kelebihan dari sertifikat elektronik antara lain:

  • Menghemat tempat, karena bentuknya elektronik dan pada umumnya memiliki ukuran file yang kecil.
  • Mudah dibawa kemanapun, karena bisa disimpan di flash disk, kartu memori, atau di penyimpanan awan
  • Menghemat tinta dan kertas, karena tidak perlu mencetak sertifikat di kertas
  • Cepat dalam pengiriman, karena dalam format elektronik pengirimannya pun bisa dilakukan dengan cepat menggunakan berbagai sarana komunikasi seperti surat elektronik dan aplikasi percakapan.

Selain kemudahan yang bisa kita dapatkan dari surat elektronik, tentu ada hal yang perlu diperhatikan. Masalah tentang keaslian dari sertifikat itu sendiri. Karena sebuah sertifikat elektronik itu sangat mudah dibuat. Tentu kita perlu memperhatikan bagaimana keaslian dari tanda tangan atau stempelnya.

Sebuah kegiatan seperti seminar atau talkshow biasa, mungkin tidak terlalu dipermasalahkan keaslian dari sertifikat kegiatan tersebut. Namun, jika kegiatannya adalah kegiatan yang bisa mempengaruhi karir seseorang. Misalnya beberapa diklat di Perpustakaan Nasional RI, seperti diklat Inpassing, Tim Penilai, Kepala Perpustakaan Sekolah, dan sebagainya. Atau sertifikasi nasional yang dikeluarkan oleh BNSP. Tentu saja jika kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan sertifikat elektronik, harus diperhatikan keasliannya.

Saat ini, kemajuan teknologi telah memungkinkan hal tersebut. Sehingga keaslian sertifikat bisa tetap terjamin dan bisa diperiksa keasliannya. Salah satu caranya adalah dengan mendaftar pada Penyelenggara Sertifikasi Elektronik, yang merupakan bagian dari Kominfo. Tujuannya adalah agar sebuah dokumen bisa ditanda tangan secara elektronik dan legal. Melalui tanda tangan elektronik yang resmi ini, maka keaslian dari sebuah sertifikat elektronik bisa tetap terjaga. Dan tentu saja hal ini bisa memudahkan dalam penyelenggaraan pembelajaran secara daring.

Penulis: Haryo Nurtiar, M.Hum

Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari