Diklat Promosi Perpustakaan Berbasis Digital - sebuah usaha untuk menjawab tantangan zaman
Kondisi pandemi telah mengubah cara manusia beraktivitas, salah satunya dalam dunia Pendidikan. Sebelumnya sebagian besar kegiatan pendidikan dan pelatihan dilakukan secara tatap muka kini dilakukan secara daring. hal tersebut bukan hanya pada pendidikan formal namun juga pada pendidikan non formal.
Kini dunia seolah-olah mulai terbiasa dengan kebiasaan baru, dari yang sebelumnya harus datang ke kelas untuk mengikuti perkuliahan dan bisa berinteraksi langsung. Kini, para mahasiswa cukup membuka notebook-nya, terkoneksi dengan internet, dan mengakses platform pembelajarannya. Tanpa harus mengeluarkan uang, waktu, dan tenaga untuk ke kampus.
Begitu juga pada dunia pendidikan non formal seperti kediklatan. Sebelumnya peserta harus datang ke pusat pendidikan dan pelatihan, atau mendatangi hotel untuk mengikuti diklat. Kemudian peserta juga harus meninggalkan keluarga selama mengikuti pelatihan. Kini tidak lagi. Sama seperti mahasiswa, cukup membuka notebook, menghubungkan dengan jaringan internet, lalu mengakses platform pelatihan.
Salah satu diklat yang dilakukan secara daring adalah Diklat Promosi Perpustakaan Berbasis Digital, yang dilaksanakan secara daring oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia selama kurang lebih 56 (lima puluh enam) jam pelatihan. Sesuai temanya yaitu Promosi Perpustakaan Berbasis Digital, yang sepertinya merupakan usaha dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI untuk menjawab tantangan saat ini terutama dengan kondisi pandemi saat ini.
Dunia perpustakaan di Indonesia saat ini masih belum terlalu memaksimalkan pemasaran. Apalagi dengan kondisi pandemi ini, perpustakaan semakin menyadari bahwa media sosial menjadi semakin penting. Untuk itulah Pusdiklat Perpusnas mengadakan diklat ini. Agar perpustakaan dan para tenaga perpustakaan dapat memaksimalkan promosi melalui media sosial.
Namun sepertinya dunia perpustakaan masih sedikit “alergi” dengan konsep pemasaran. Karena dari materi yang didapat pada diklat ini yaitu branding, copywriting, blog dan vlog, costumer relationship management, dan sebagainya merupakan materi pemasaran dan itu merupakan konsep yang lebih besar daripada promosi. Kemungkinan, hal itu disebabkan ada sedikit kekhawatiran bahwa konsep pemasaran masih terlalu dekat dengan bidang bisnis. Namun dengan kondisi tersebut, perlu kita hargai usaha dari Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI yang mencoba mengakomodir salah satu kebutuhan dari dunia perpustakaan. Hal ini mengindikasikan sebuah nilai positif dari Pusdiklat, bahwa Pusdiklat mau mencoba hal yang baru, untuk menjadi lebih baik.
Penulis: Haryo Nurtiar, M.Hum.
Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari