Permasalahan diklat berbasis daring dan solusi yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi

 

 

Teknologi teleconferensi kini semakin populer, tidak hanya digunakan untuk rapat saja tetapi juga digunakan untuk kelas online. Baik pada dunia pendidikan formal maupun non formal. Dahulu mungkin sebagian besar orang hanya mengenal Skype dan Whats app group call untuk melakukan video telekonferensi. Namun, kini semakin banyak teknologi yang muncul untuk mendukung rapat atau kelas online, antara lain: Zoom, Skype, Hangout, Sisco Webex, Microsoft Teams, Adobe connect, dan sebagainya. Setiap aplikasi memiliki desain dan fiturnya masing-masing. Mereka berlomba-lomba untuk memberikan fitur-fitur terbaik.

Penggunaan teknologi pada diklat berbasis daring, memiliki berbagai kendala. Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh sebagian besar pelaksanaan diklat berbasis daring, antara lain:

  • Kualitas kamera yang buruk. Hal ini membuat wajah pengajar dan peserta diklat kurang terlihat dengan jelas. Apalagi webcam yang berkualitas baik, harganya cukup mahal
  • Suara latar belakang. Ini merupakan salah satu masalah yang sangat mengganggu. Misalnya ketika pengajar menjelaskan materi, tetapi dengan suara bising di latar belakangnya. Hingga membuat ucapan dari pengajar menjadi kurang jelas, dan membuat penyerapan materi dari peserta menjadi kurang maksimal.
  • Kuota boros. Ini juga menjadi kendala dalam sebuah diklat online. Kadang peserta terpaksa mematikan tampilan video, hanya untuk menghemat kuota.

Pelaksanaan diklat berbasis daring, akan semakin meningkat kualitasnya jika masalah-masalah tersebut bisa teratasi. Mungkin dengan beberapa fitur sebagai berikut:

  • Mampu meningkatkan resolusi. Hal ini bisa mengatasi permasalahan kualitas kamera yang buruk. Dan menjadikan gambar tampil lebih jernih dan tajam
  • Mampu menghilangkan suara di latar belakang pembicara. Sehingga, meskipun disekeliling kita sangat bising. Aplikasi ini bisa menghilangkan suara bising tersebut.
  • Mampu menerjemahkan langsung. Mungkin fitur ini tidak terlalu terpakai pada diklat berbasis daring, namun sangat terpakai jika diklatnya dilaksanakan dengan mengundang orang asing. Atau jika akan mengadakan rapat yang melibatkan orang asing. Dengan fitur ini, kita bisa langsung membaca subtitle secara real time.
  • Mampu melakukan kompresi video. Ini mengatasi permasalah kuota, karena dengan sistem kompresinya Nvidia Maxine bisa mengurangi ukuran video dengan tetap mempertahankan kualitas video.
  • Mampu meluruskan wajah. Biasanya ketika melakukan diklat secara daring, pengajar sering melihat layar dan bukan melihat ke arah kamera. Sehingga dalam penglihatan peserta, wajah pengajar tidak lurus. Hal ini disebabkan karena pengajar tidak melihat kamera, tetapi melihat ke layar.

Fitur-fitur canggih tersebut, terutama fitur yang bisa menghilangkan suara latar belakang tentu akan sangat bermanfaat. Karena sering sekali permasalahan kebisingan pada latar belakang, mengganggu jalannya diklat.

Tentu saja fitur-fitur tersebut bukanlah sebuah angan-angan, karena dengan teknologi kecerdasan buatan saat ini beberapa aplikasi video telekonferensi sudah mampu memiliki fitur-fitur tersebut yang akan mengatasi permasalahan pada kelas online.

Berkat kecanggihan teknologi kecerdasan buatan, akan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Sehingga bisa membuat pelaksanaan diklat berbasis daring menjadi semakin lancar dan dapat mengurangi gangguan dalam pelaksanaan diklat.

Perkembangan teknologi ke depan akan semakin memperkaya dan meningkatkan kualitas pelaksanaan diklat berbasis daring. Tidak menutup kemungkinan, nantinya akan adanya diklat berbasis daring yang memanfaatkan teknologi hologram seperti dalam film-film fiksi ilmiah.

Penulis: Haryo Nurtiar, M.Hum.

Editor : Dwi Budyarti Kurnia Sari