Lokakarya Peningkatan Kompetensi Penyusun Modul Diklat Kepustakawanan Tahun 2020
Salemba - Jakarta, Kegiatan Lokakarya sebagai bentuk pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kerap diselenggarakan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) baru-baru ini menyelenggarakan Lokakarya Daring/online dalam rangka Peningkatan Kompetensi Penyusun Modul Diklat Kepustakawanan. Lokakarya bertujuan untuk membekali pengajar atau penyusun modul dan tenaga kediklatan lainnya dalam pembelajaran online berbasis e-learning. Peserta terdiri atas pengajar atau penyusun modul dan tenaga kediklatan lainnya di lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Lokakarya daring/online diselenggarakan tanggal 23 s.d. 24 November 2020 di Pusdiklat Perpusnas, Jalan Salemba Raya Nomor 28A Jakarta Pusat melalui zoom meeting. Kegiatan terbagi menjadi 4 sesi pemaparan materi dan diawali dengan sambutan sekaligus pembukaan kegiatan lokakarya oleh Yoyo Yahyono, Plt. Kepala Pusat Pendidkan dan Pelatihan.
Senin 23 November 2020, sesi I pukul 09:30 – 11:30
Pada sesi pertama materi berjudul “Pengembangan Program Diklat Online Kepustakawanan Berbasis E-Learning disampaikan oleh Ismayanti, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, LAN RI sebagai narasumber. Inti dari materi yang disampaikan bahwa penyusunan modul untuk pembelajaran online berbasis e-learning menjadi tantangan bagi pengajar atau penyusun modul. Modul harus dapat memandu peserta pelatihan untuk dapat belajar secara mandiri ketika berada di luar jam pelatihan. Konten bahan tayang yang mewakili materi pelatihan dibuat semenarik mungkin sehingga peserta dapat konsentrasi belajar dalam durasi waktu pelatihan yang disetarakan dengan 45 menit per jam pelatihan (JP), satu hari maksimal 3 JP (Perlan no 8 th 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kompetensi Melalui E-Learning). Tips dan Trik lainnya adalah membuat video dengan durasi pendek, menyediakan forum diskusi di luar jam pembelajaran, membuat kuis diawal pelatihan dan menyiapkan pertanyaan yang sering disampaikan untuk menjadi feedback kepada peserta. Menurut Ismayanti, sarana dan prasarana yang mendukung terutama bagi peserta yang berada di wilayah dengan kondisi jaringan internet yang tidak stabil penting untuk diperhatikan. Pemilihan aplikasi LMS yang memberikan fasilitas lengkap mulai dari persiapan, proses dan evaluasi dalam pelatihan serta penyediaan helpdesk untuk menjawab pertanyaan peserta diklat. Penjaminan mutu melalui uji coba modul apakah sudah sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi peserta diklat di seluruh wilayah tanah air. Di akhir paparannya, Ismayanti mempertegas bahwa e-learning yang berkualitas adalah dengan menjaga keterlibatan peserta (Participant Engagement), efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
Sesi II pukul 13:00 – 15:00
Narasumber pada sesi kedua adalah Fahri Ardiansyah dari LAN RI, materi yang disampaikan berjudul “Teknik Penyusunan Modul Diklat Online Kepustakawanan Berbasis E-Learning”. Disampaikan oleh Fahri bahwa Pergeseran pembelajaran dari métode tatap muka menjadi online, mendorong untuk mempersiapkan segala kompenen pendukungnya. Modul salah satunya, yang penting diperhatikan dalam penyusunan modul ketahui terlebih dahulu audiens atau peserta pelatihan. Fungsi Modul untuk memandu peserta belajar secara mandiri (asyncronous) di luar pembelajaran di kelas. Secara fungsi komponen yang harus ada dalam modul pengantar/pendahuluan, isi modul (contoh, studi kasus), pre tes, pengayaan mis: video ditengahnya ada interaktif dengan memberikan pertanyaan, post tes, diskusi, evaluasi, referensi. Dikatakan modul pembelajaran online jika ada interaktif di dalamnya.
Pembuatan video, animasi atau game terkait bagian pendahuluan bertujuan membekali peserta terkait materi yang akan dipelajari. Jadi ketika pembelajaran secara langsung (live) hanya menyampaikan materi yang masih perlu ditekankan atau pengayaannya, jelas Fahri. Dengan demikian maksimal waktu 3 JP sehari dalam pembelajaran online dapat terpenuhi. Materi yang bersifat teknis gunakan blanded learning sebagai model pembelajaran yang masih terbaik karena bentuk klasikal tidak dapat ditinggalkan sama sekali.
Selasa, 24 November 2020, sesi I pukul 09:00 – 11:00
Hari kedua kegiatan lokakarya dipandu oleh Liya Dachliyani, judul materi Teknik/Metode Pembelajaran Online Berbasis E-Learning yang disampaikan oleh Witra Apdhi Yohanitas sebagai narasumber. Rangkaian materi meliputi pembahasan istilah umum e-learning, komponen yang diperlukan, teknik/métode. Pada bagian teknik/métode menguraikan tentang sistem desain. Witra menjelaskan Sistem desain ADDIE untuk program pembelajaran dan dasar untuk multimedia. Sistem desain digunakan untuk membangun tujuan instruksional pembelajaran, materi pembelajaran dan tips dan teknik penyampaian materi seperti video based learning, simulation based learning, story based learning. Bentuk skenario seperti simulasi seperti pohon tanda panah kayu tanda panah kertas tanda panah koran baru ada pertanyaan. Jawaban Witra atas pertanyaan peserta terkait game, bahwa game itu dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk seperti : apa yang diperlukan, bantuan untuk modul, manajemen resiko dan jika kita salah dalam meng-klik maka akan ada petunjuk dalam layar seperti gambarnya berubah atau ada tanda lainnya yang menunjukkan reaksi setiap aksi yang dilakukan beserta alasannya. story based learning cocok untuk peserta milenial dan senior dengan perbandingan 75% untuk gambar dan 25% untuk teks. Terkait Undang-Undang ITE, jika bahan diperoleh dari youtube cantumkan keterangan dari content creator, untuk animasi cari yang free, jika berbayar tidak masalah asalkan sudah dibayar terlebih dahulu. Video atau lagu-lagu selama tidak lebih dari 5 sampai 10 detik bisa digunakan dengan free.
Sesi II pukul 12:30 – 14:30
Pembuatan bahan tayang konten digital dalam diklat online kepustakawanan berbasis e-learning dipaparkan oleh dua narasumber dengan tahapan pemaparan : Cara Pembuatan Video Dengan Menggunakan Power Point oleh Haryo Nurtiar dan Langkah-langkah meng-upload/ mengunggah video pembelajaran ke dalam youtube dan eldika oleh Dirto. Pembuat video pembelajaran itu adalah pengajar karena yang tahu komposisinya adalah pengajar. Pusdiklat menyiapkan bimtek pengajar agar pengajar mandiri, tegas Haryo atas pertanyaan peserta lokakarya tentang video pembelajaran sebelum tutorial online. Fasilitas studio dimanfaatkan untuk sharing wajah, ke depannya diupayakan lebih baik lagi dalam pengelolaannya. (NA).