Kurikulum 60 Tahun untuk Pendidikan Tinggi. Peluang atau Tantangan bagi Pelatihan?

Pada tahun 2018, Dekan Pendidikan Berkelanjutan Universitas Harvard, Haunt Lambert, dan beberapa orang yang berkecimpung dalam pengembangan tenaga kerja dan kebijakan publik memiliki inisiatif untuk menciptakan kurikulum 60 tahun (60YC/ 60 Year Curriculum). Inisiatif ini merupakan cara berpikir baru tentang pendidikan tinggi yang tidak lagi sebagai pembelajaran ruang kelas selama empat tahun, namun selama enam dekade atau lebih sehingga mahasiswa dapat bekerja sepanjang hidup mereka. Kurikulum 60 tahun ini difokuskan pada pengembangan model-model pendidikan baru yang memungkinkan setiap orang untuk kembali bekerja seiring dengan perubahan konteks pekerjaan dan pribadi mereka. Inisiatif ini dituangkan dalam sebuah buku yang menyajikan visi yang aspirasional (Dede, 2018).

          Berdasarkan laporan Dewan Riset Nasional US tahun 2012, menyatakan bahwa fleksibilitas, kreativitas, inisiatif, inovasi, keterbukaan intelektual, kolaborasi, kepemimpinan, dan resolusi konflik sangat penting bagi setiap individu di abad ke-21 (Dede, 2018). Hal-hal ini yang tidak disadari oleh perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusannya. Kurikulum 60 tahun berusaha untuk menjawab tuntutan-tuntutan tersebut. Selain itu kurikulum 60 tahun juga menjadi jawaban terhadap tuntutan pembelajaran seumur hidup, yang saat ini menjadi kebutuhan dalam dunia kita yang sangat dinamis.

          Salah satu contoh, pada tahun 2015 Stanford mengembangkan visi aspirasional yang disebut Open Loop Universty. Pada tahun 2018, Georgia Tech mengikuti dengan membuat model pendidikan seumur hidup. Georgia Tech mendukung secara terus menerus sepanjang karier para alumninya untuk tetap bekerja dan memiliki ketrampilan (Dede, 2018, Olsen, 2019). University of Newcastle di Sidney, Australia, sekarang juga menawarkan sekitar 150 kursus singkat, satu atau dua hari yang dapat dihadiri secara langsung atau bergabung melalui panggilan video (Tugend, 2019).

          Berbagai perkembangan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi seperti yang telah diuraikan di atas harus menjadi perhatian dari lembaga pelatihan sebagai lembaga penyelenggara pelatihan non-formal. Lembaga pelatihan harus berkembang dan melakukan berbagai inovasi agar tidak tergeser oleh lembaga pendidikan tinggi yang saat ini telah mengembangan berbagai kursus untuk mewujudkan pembelajaran sepanjat hayat. Berbagai inovasi yang saat ini sudah mulai dilakukan oleh lemabag pelatihan, seperti pengembangan Massive Open Online Course (MOOC), Corporate University, dll. Berbagai pengembangan baik dari Perguruan Tinggi maupun lembaga pelatihan ini merupakan upaya untuk mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat.

Penulis: Dian NF, M.Hum

Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari