Peran Microteaching dalam peningkatan kompetensi calon pengajar
Salah satu mata pelatihan dalam Diklat Training of Trainers yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah microteaching.
Apa Itu Microteaching?
Istilah microteaching berasal dari dua kata, pertama kata “micro” yang memiliki arti kecil, terbatas, sempit, dan sejenisnya. Kemudian ada kata “teaching” yang memiliki arti mengajar. Jadi dilihat dari bentuk katanya, istilah ini memiliki definisi sebagai kegiatan mengajar yang segala aspek di dalamnya kemudian diperkecil atau disederhanakan.
Menurut Asril (2011) definisi dari microteaching adalah sebuah model pengajaran yang diperkecil dan memiliki istilah lain real teaching. Kata “diperkecil” yang dimaksud di sini mencakup beberapa hal. Pertama jumlah peserta didik yang terbatas, ruang kelas terbatas, waktu pembelajaran yang terbatas, dan lain-lain.
Setiap tenaga pengajar/pendidik/pelatih memang dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengajar. Adanya mata pelatihan microteaching akan membantu setiap calon pendidik memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Jika pada dasarnya kompetensi tertentu sudah dikuasai maka bisa beralih ke kompetensi lain dan kemudian terus dikembangkan. Dengan menyederhanakan situasi dan kondisi latihan diharapkan perhatian dapat difokuskan pada keterampilan tertentu.
Aspek keterampilan di dalam microteaching menurut Barnawi dan Arifin (2016) meliputi:
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan Menjelaskan Materi
Keterampilan Mengadakan Variasi metode pembelajaran
Keterampilan Memberikan Penguatan
Keterampilan Bertanya untuk merangsang minat belajar
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil sehingga ketika sudah bisa menguasai kelompok kelas kecil diharapkan akan mampu ketika dihadapkan pada saat mengajar di kelas sesungguhnya.
Penulis: Dirto
Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari