Best Practice Jurnalistik bagi Pengembangan Profesi ASN dan Pustakawan
Jakarta – Pusat Pendidikan dan Pelatihan kembali menyelenggarakan kegiatan Diskusi Pendidikan dan Pelatian (Didikawan) 10. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2021 secara Daring. Didikawan kali ini mengusung tema “Best Practice Jurnalisame Bagi Pengembangan Profesi ASN dan Pustakawan” dengan Narasumber Dr. Harliantara, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dari Universitas Dr. Soetomo Surabaya dan Drs. Supriyanto, M.Si., Staf Khusus Perpustakaan Nasional RI. Kegiatan Didikawan yang dilangsungkan mulai pukul 09.00WIB dan diikuti oleh lebih dari 300 orang yang mengikuti secara langsung melalui aplikasi zoom meeting.
Dalam sesi pemaparan, para narasumber memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peserta yang hadir dalam menyusun karya jurnalistik. Bapak Harliantara memberikan tips terkait dengan pemilihan informasi yang memiliki nilai berita antara lain suatu informasi harus “timeless” yaitu informasi tersebut merupakan hal yang baru, menjadi sorotan umum, dan bersifat aktual. Informasi juga harus memiliki “impact“ yang kuat bagi mayoritas masyarakat dan kehidupan sosial. Beliau juga menambahkan bahwa informasi harus memiliki konflik, dalam arti yang baik, merupakan suatu kejadian yang bertentangan dalam tingkat individu, Lembaga, atau masyarakat secara umum. “Yang paling utama pada suatu informasi adalah currency, yaitu informasi merupakan hal, kejadian atau peristiwa yang sedang memanas dan banyak diperbincangkan masyarakat saat ini. Currency ini juga bersangkut paut pada jurnalistik yang bersifat kekinian”, lanjut Bapak Harliantara.
Materi selanjutnya, yang tidak kalah menariknya, dibawakan oleh Bapak Supriyanto. Beliau tidak hanya memberikan motivasi bagi peserta khususnya peserta dengan jabatan pustakawan untuk melaksanakan kegiatan penulisan atau “jurnalisme”, namun juga memberikan masukan bagi pustakawan untuk suka menulis karena adanya perolehan angka kredit sebagai salah satu hasil akhir dari kegiatan ,menulis. Menurut Beliau, angka kredit Pustakawan dapat diperoleh dari 5 (lima) unsur utama dan satu unsur penunjang. Dari lima unsur utama tersebut, perolehan angka kredit terbesar dapat diperoleh dari dunia tulis menulis dengan kata lain dunia “jurnalisme”. Dengan demikian, setiap pustakawan harusnya mampu menulis, menelaah, dan menganalisis.s
Selesainya paparan narasumber yang menarik, acara dilanjutkan dengan diskusi antara narasumber dengan peserta sampai dengan ditutupnya didikawan pada pukul 12.00 WIB. Begitu banyak masukan dan ilmu yang diberikan oleh kedua narasumber sehingga diharapkan para peserta memiliki motivasi untuk menulis dan terus menulis. Bagi teman-teman didikawan yang tidak sempat mengikuti acara tersebut, dapat melihat materi dapat diakses pada tautan berikut:
https://drive.google.com/drive/folders/1gFFTY8vKTsJR5PgbMQt_9asMyy_dZLm-?usp=sharing
penulis: Yudhi Trisna Atmajaya
Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari