DIDIKAWAN HUT RI KE-76, STRATEGI PENULISAN KARYA TULIS POPULER DI MEDIA MASSA
Jakarta – Pada tanggal 26 Agustus 2021, Pusat Pendidikan dan Pelatihan kembali menyelenggarakan Diskusi Pendidikan dan Pelatihan Kepustakawanan [Didikawan] dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia ke-76. Didikawan edisi HUT RI ke-76 mengusung tema “Strategi Penulisan Karya Tulis Populer di Media Massa” dengan Narasumber Upi Asmaradhana, seorang narasumber dari Korwil Asosiasi Media Siber Indonesia Wilayah Indonesia Timur, serta Agus Wibowo selaku narasumber kedua dari dosen Universitas Negeri Jakarta.
Kegiatan Didikawan yang dilangsungkan mulai pukul 13.00 wib dan dihadiri oleh lebih dari 750 orang yang mengikuti secara langsung melalui aplikasi zoom meeting ataupun menyaksikan melalui tayangan channel Youtube Perpustakaan Nasional. Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M., selaku keynote speaker dalam acara tersebut, memberikan note singkat terkait dengan penulisan karya tulis bahwa menulis karya tulis sangat penting untuk mengembangkan pemikiran sesuai ilmu pengetahuan yang relevan. Karya tulis tidak hanya sekedar digunakan dalam memenuhi angka kredit Kepustakawanan, tapi juga sebagai cermin Pustakawan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sesi pemaparan para narasumber memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peserta yang hadir dalam menyusun karya tulis untuk diterbitkan dalam seuatu media massa.Upi Asmaradhana memberikan tips sederhana antara lain penulis harus mengenali karakter media massa dimana tulisan tersebut akan dimuat serta perlunya menggunakan judul dan bahasa yang menarik bagi pembaca. Lebih lanjut Upi menyebutkan bahwa saat ini, tulisan popular perlu untuk memberikan kesimpulan yang terbuka atau suatu penutup tulisan yang dapat menimbulkan ruang ke masyarakat untuk memberikan tanggapan.
Materi selanjutnya, yang tidak kalah menariknya, dibawakan oleh Agus Wibowo. Beliau tidak hanya memberikan motivasi bagi peserta untuk menulis di media massa dengan memberikan contoh tulisan beliau, namun juga memberikan masukan menarik terkait dengan dengan susahnya menulis di media massa atau jurnal dibandingkan dengan menulis di media sosial. Menurut Beliau, setiap orang umumnya tidak suka diatur-atur termasuk dalam menulis. Beliau mencontohkan diri sendiri sebagai sebagai penulis pemula yang membebaskan diri dari aturan penulisan tersebut. “Tulis dulu semua apa yang ada dalam pikiran kita. Apa yang ada di kepala saya tulis. Saya tidak akan menghentikan dulu. Bila kita memikirkan apakah tulisan kita akan diterima oleh redaktur maka kita tidak akan jadi menulis”, lanjut Agus.
Setelah paparan narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi antara narasumber dengan peserta samapai dengan ditutupnya didikawan pada pukul 15.45. Begitu banyak masukan dan ilmu yang diberikan oleh kedua narasumber sehingga diharapkan para peserta memiliki motivasi untuk menulis dan terus menulis. Bagi teman-teman didikawan yang tidak sempat mengikuti acara tersebut, dapat melihat materi dapat diakses pada link berikut:
https://drive.google.com/drive/folders/1O9RJsHdy7DUjZwT77_6Z4JlYFgRokD9o?usp=sharing
Penulis: Yudhi Trisna Atmajaya
Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari