Pelatihan Menulis Buku: Apakah Penting?
Pustakawan dalam pekerjaan sehari-harinya selalu bergelut dengan buku. Namun, sangat disayangkan produktifitas pustakawan dalam hal penulisan buku terbilang masih rendah. Padahal seorang pustakawan ketika menulis buku, bisa menemukan begitu banyak sumber tulisan.
Rendahnya produktifikas pustakawan dalam penulisan buku bisa disebabkan karena rendahnya keinginan untuk menulis, kepercayaan diri dalam menulis buku, atau belum memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menulis buku. Sementara itu, dapat dijadikan motivasi pustakawan bahwa melalui buku, nama perpustakaan atau pustakawan bisa terangkat.
Buku merupakan salah satu senjata yang paling kuat dalam hal promosi atau personal branding. Jika banyak pustakawan yang menulis buku, maka profesi ini akan semakin dikenal, dan efeknya juga bisa meningkatkan citra positif perpustakaan dan pustakawan di mata masyarakat.
Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas dalam penulisan buku, maka Pusdiklat Perpusnas RI bisa mengakomodir dengan mengadakan pelatihan penulisan buku. Sehingga nantinya akan lahir penulis-penulis dari profesi pustakawan. Efeknya adalah dunia perpustakaan akan semakin berkembang.
Pelatihan penulisan buku dapat dilaksanakan secara daring maupun luring. Materi-materi yang dibutuhkan seperti penulisan, literasi informasi, dunia penerbitan, promosi, serta kemampuan editing, merupakan materi-materi yang penting, dan sebaiknya ada pada suatu pelatihan penulisan buku.
Materi penulisan tentu saja merupakan materi yang sangat penting, karena memang kemampuan utama dalam menghasilkan sebuah buku adalah kemampuan penulisan. Cukup dengan kemampuan menulis saja, maka seseorang sudah mampu membuat buku. Materi literasi informasi menjadi penting, karena untuk menulis buku kita biasanya memerlukan informasi serta pengetahuan tambahan dan juga inspirasi. Maka kemampuan literasi informasi bisa menyediakan semua itu. Materi penerbitan merupakan materi yang dibutuhkan jika kita ingin menerbitkan buku kita, kecuali jika memang buku kita itu tidak ingin diterbitkan. Materi mengenai promosi seperti tidak ada hubungannya dengan dunia tulis menulis, namun kondisi saat ini penulis juga dituntut untuk melakukan promosi bukunya sendiri. Banyak penulis yang tidak memahami hal ini, akhirnya tulisannya hanya sampai pada tahap diterbitkan dan masuk ke toko buku. Namun apa yang terjadi, bukunya hanya ada di toko buku selama 2 (dua) minggu karena tidak laku terjual. Padahal belum tentu disebabkan tulisannya kurang menarik, tetapi bisa disebabkan banyak orang yang tidak tahu tentang buku tersebut.
Era sekarang ini, menulis buku bisa menjadi jalan untuk meningkatkan citra pustakawan dan perpustakaan. Itulah mengapa perlu adanya pelatihan penulisan yang mengkhususkan pada penulisan buku sehingga akan lahir para penulis buku dari kalangan pustakawan, dan profesi ini pun akan semakin dipandang oleh masyarakat.
Penulis: Haryo Nurtiar
Editor: Dwi Budyarti Kurnia Sari